BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Dasar
Teori
1.1.1
Akar
( Radix )
Akar
merupakan bagian tubuh tumbuhan yang berada dalam tanah. Bentuk akar sebagian
besar meruncing. Terkadang akar memiliki ujung yang berwarna cerah.
Sifat-sifat akar :
a. Biasanya
di dalam tanah
b. Bersifat
geotrop atau hidrotop
c. Tidak
berbuku –buku (nodus)
d. Warna
tidak hijau
e. Tumbuh
pada bagian ujungnya
f. Bentuk
umumnya meruncing
Fungsi akar :
a. Memperkuat
berdirinya tumbuhan
b. Menyerap
air dan zat makanan
c. Mengangkut
air dan zat makanan
d. Kadang-kadang
sebagai tempat penimbunan makanan
Bagian-bagian akar :
a. Leher
akar (collum)
b. Ujung
akar (apex radicis)
c. Batang
akar (corpus radicis)
d. Cabang-cabang
akar (radix lateralis)
e. Serabut
akar (fibrilla radicalis)
f. Rambut
akar (pilus radicalis )
g. Tudung
akar (calyptra)
Pada
tumbuhan lazimnya dibedakan dua macam system perakaran, yaitu :
a. Akar
tunggang
b. Akar
serabut
Jenis
akar tunggang dimiliki oleh akar tumbuhan dikotil, sedangkan jenis akar
serabut dimiliki oleh akar tumbuhan monokotil. Pada jenis akar tunggang terdiri
atas sebuah akar besar dengan beberapa
cabang dan ranting akar. Jenis akar tunggang berasal dari perkembangan
akar primer biji yang berkecambah. Sementara pada pada jenis akar serabut,
terdiri atas sejumlah akar kecil, ramping yang kesemuanya memiliki ukuran sama. System perakaran serabut terbentuk pada waktu akar
primer membentuk cabang sebnyak
banyaknya, cabang tibak menjadi besar, dan akar primer selanjutnya mengecil,
bentuknya mirip benang-benang.
Melihat percabangan dan
bentuknya,akar tunggang dapat dibedakan dalam :
1. Akar
tunggang yang tidak bercabang atau sedikit bercabang,dan jika ada
cabang-cabangnya, biasanya cabang-cabang
ini terdiri atas akar-akar yang halus terbentuk serabut. Akar tunggang
yang bersifat demikian seringkali berhubungan dengan fungsinya sebagai tempat
penimbunan zat makanan cadangan lalu mempunyai bentuk yang istimewa. Misalnya:
a. Berbentuk
sebagai tombak (fusiformis), pangkalnya
besar meruncing ke ujung dengan serabut-serabut
akar sebagai percabangan , biasanya menjadi tempat penimbunan maknan.
b. Berbentuk
gasing (napiformis), pangkal akar besar membulat,
akar-akar tersebut sebagai cabang hanya
pada ujung yang sempit meruncing.
c. Berbentuk benang (filiformis), jika akar tunggang kecil
panjang seperti akar serabut saja dan sedikit sekali bercabang.
2. Akar
tunggang yang bercabang (ramosus).akar
tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, bercabang banyak,
dan cabang-cabangnya bercabang lagi.
Berhubung dengan cara
cara hidup yang harus disesuaikan dengan keadaan keadaan tertentu, pada
berbagai jenis tumbuhan kita dapati akar akar yang mempunyai sifat dan tugas
khusus, misalnya :
a.
Akar
udara atau akar gantung, misalnya Ficus benjamina
b.
Akar
penggerak atau akar penghisap, misalnya Cuscutha Australia
c.
Akar
pelekat , misalnya sirih
d.
Akar
pembelit, misalnya vanili
e.
Akar
nafas, misalnya Sonneratia
f.
Akar tunjang , misalnya bakau
g.
Akar lutut, misalnya Bruguiera
parvifolia
h.
Akar banir, misalnya kenari
1.1.2
Batang ( Caulis )
Batang merupakan bagian dari
tumbuhan yang amat penting, dan mengingat serta kedudukan batang bagi tubuh
tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya
batang mempunyai sifat-sifat berikut :
1. Umumnya
berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk lain,
akan tetapi selalu bersifat aktinomorf.
2. Terdiri
atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku dan pada buku-buku
inilah terdapat daun.
3. Biasanya
tumbuh ke atas menuju cahaya atau matahari (bersifat fototrop atau heliotrop).
4. Selalu
bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan, bahwa batang
mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
5. Mengadakan
percabangan dan selama hidupnya tumbuhan, tidak digugurkan, kecuali
kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
6. Umumnya
tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan
waktu batang masih muda.
Fungsi
batang :
1. Penopang
2. Pengangkut
3. Penyimpan
makanan cadangan
4. Alat
perkembangbiakan vegetative
Jika
kita membandingkan berbagai jenis tumbuhan, ada diantaranya yang jelas
kelihatan batangnya tetapi ada pula yang tampak tidak berbatang. Oleh karena
itu kita dapat membedakan :
1. Tumbuhan
yang tidak berbatang ( planta acaulis )
Tumbuh-tumbuhan
yang tidak berbatang sesungguhnya tidak ada, hanya tampaknya saja tidak ada. Hal
ini disebabkan karena batang amat pendek, sehingga semua daunnya seakan-akan
keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain merupakan
suaturoset ( rosula ), seperti misalnya lobak ( Raphanus savitus L.), sawi (
Brassica juncea L.). tumbuhan semacam ini akan memperlihatkan batang dengan
nyata pada waktu berbunga. Dari tengah-tengah roset daun akan muncul batang yang tumbuh cepat dengan
daun-daun yang jarang-jarang, bercabang-cabang, dan mendukung bunga-bunganya.
2. Tumbuhan
yang jelas berbatang.
Jenis-jenis
batang tumbuhan :
1. Batang
basah (herbaceous), yaitu batang yang lunak dan berair, misalnya pada bayam
(Amaranthus spinosus L.).
2. Batang
berkayu (lignosus), yaitu batang yang keras dan kuat, karena sebagian besar
terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-pohon (arbores) dan semak-semak
(frutices) pada umumnya.
3. Batang
rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras, mempunyai ruas-ruas yang nyata
dan seringkali berongga, misalnya pada padi (Oryza sativa L.)dan rumput
(Gramineae) pada umumnya.
4. Batang
mending (calamus), seperti batang rumput tetapi mempunyai ruas-ruas yang lebih
panjang, misalnya pada mending (Fimbristylis globulosa kunth.), rumput teki
(Cyperaceae)
Bentuk-bentuk
batang :
1. Bulat
(teres), misalnya bamboo (Bambusa sp.), kelepa (Cocos nucifera L.).
2. Bersegi
(angularis).
a. Bangun
segi tiga (triangularis), misalnya batang teki (Cyrerus rotundus)
b. Segi
empat (quadrangularis), misalnya batang markisa (Passiflora quadrangularis L.),
iler (Coleus scutellarioides Benth.)
3. Pipih
dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas daun pula.
Batang yang bersifat demikian dinamakan :
a. Filokladia
(phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas,
misalnya pada jakang (Muehlenbeckia platyclada Meissn.)
b. Kladodia
(cladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan, misalnya
sebangsa kaktus (Opuntia vulgaris Mill.)
Dilihat
dari permukaannya, batang memperlihatkan sifat yang bermacam-macam, yaitu :
1. Licin
(laevis) misalnya batang jagung (Zea mays L.)
2. Berusuk
(costatus), jika pada permukaannya terdapat rigi-rigi yang membujur, misalnya
iler (Coleus scutellarioides Benth.)
3. Beralur
(sulcatus), jika membujur batang terdapat alur-alur yang jelas, misalnya pada
Careus peruvianus (L.) Haw.
4. Bersayap
(alatus), biasanya pada batang yang bersegi, tetapi pada sudut-sudutnya
terdapat pelebaran yang tipis , misalnya pada ubi (Dioscorea alata L.)
5. Berambut
(pilosus), misalnya pada tembakau (Nicotiana tabacum L.)
6. Berduri
(spinosus), misalnya pada mawar (Rosa sp.)
7. Memperlihatkan
bekas-bekas daun, misalnya pada papaya (Carica papaya L.)
8. Memperlihatkan
bekas-bekas daun penumpu, misalnya pada nangka (Artocarpus integra Merr.)
9. Memperlihatkan
banyak lentisel, misalnya pada sengon (Albizzia stipulate Boiv.)
10. Keadaan-keadaan
lain, misalnya lepasnya kerak (bagian kulit yang mati) seperti pada jambu biji
(Psidium guajava L.)
1.1.3
Daun
( Folium )
Istilah Morfologi berasal dari kata Morphologi
(Gk. Morphe, bentuk, logos, ilmu); berarti ilmu yang
mempelajari bentukbentuk luar dari tumbuhan, khususnya tumbuhan berbiji
mengenai organ-organ tubuhnya dengan segala variasinya. Morfologi merupakan ilmu pengetahuan yang mendasri
pemahaman tentang sistematika tumbuhan. Banyak istilah yang kita jumpai dalam
morfologi sebagai identitas nama atau penunjuk utama dari suatu divisio, anak
divisio, kelas, anak kelas, ordo, famili, genus, maupun penunjuk spesies.
Daun
merupakan bagian tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berbentuk tipis dan
berwarna hijau. Warna hijau tersebut disebabkan adanya klorofil pada daun.
Namun, ada juga daun yang berwarna kuning, merah atau ungu.
Bagian –
bagian daun yang utama adalah :
1. Pelepah atau upih daun (vagina)
2. Tangkai daun (petiolus)
3. Helaian daun (lamina)
Daun yang memiliki 3 bagian utama
tersebut contohnya adalah daun pisang dan daun bambu. Sebagaian besar daun
hanya memiliki 1 atau 2 bagian disebut daun tidak lengkap. Daun tidak lengkap
terdiri dari empat kelompok, yaitu :
1. Daun bertangkai adalah daun yang
hanya mempunyai tangkai dan helaian daun.
2. Daun duduk adalah daun yang hanya
terdiri dari helaian daun saja.
3. Daun berupih adalah daun yang hanya
mempunyai upih daun dan helaian daun.
4. Daun yang hanya teridiri dari
tangkai saja, biasanya daun ini melebar menyerupai helaian daun (phyllodia).
Berdasarkan jumlah anak daun dalam
satu tangkai dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Daun tunggal adalah hanya memiliki
satu helai daun disetiap tangkainya. Bagian dari batang yang menjadi tempat
duduk daun adalah nodus, sudut atas antara daun dan batang disebut ketiak daun.
2. Daun majemuk memiliki beberapa
helaian daun disetiap tangkainya.
Struktur
Morfologi daun pada setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Oleh karena itu,
struktur morfologi daun dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis
tumbuhan. Struktur daun dapat dilihat dari:
1. Bangun daun atau bentuk helaian daun
(bulat, lanset, jorong, memanjang, perisai,
jantung, dan bulat telur)
jantung, dan bulat telur)
2.
Tepi daun (bergerigi, beringgit,
berombak, bergiri, dan rata)
3.
Bentuk ujung daun (runcing,
meruncing, tumpul, membulat, rompang/terbelah, dan berduri)
4. Bentuk pangkal daun (runcing,
meruncing, tumpul, membulat, rata, dan berlekuk)
5. Permukaan (licin, kasap, berkerut,
berbulu, dan bersisik).
6. Bentuk tulang daun (menyirip,
menjari, melengkung, dan sejajar)
a. Menyirip
Tulang daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip
ikan, tersusun rapi mulai dari tangkai daun hingga ujung dari helai daun.
Contoh tumbuhan yang memiliki jenis tulang seperti ini adalah tulang daun
jambu, mangga, dan rambutan.
b. Melengkung
Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis-garis
melengkung. Tulang daun jenis ini dapat kita temukan pada berbagai tumbuhan
dilingkungan sekitar kita. Misalnya daun sirih, gadung dan genjer.
c. Menjari
Tanaman ini mempunyai satu tulang daun yang besar dan
bentuknya seperti jari jari tangan manusia. Misalnya tulang daun papaya, jarak,
singkong dan kapas.
d. Sejajar
Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis sejajar ,
mulai dari pangkal daun hingga ujung daun. Tiap tiap ujung tulang daun menyatu.
Biasanya bentuk daunnya panjang panjang. Misalnya tulang daun tebu, padi,
jagung, alang-alang dan semua jenis rumput-rumputa.
1.1.4
Bunga
( Flos )
Bunga
adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya
sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan
bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi
oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti
suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air.
Bunga memiliki warna yang beraneka
ragam. Bunga juga ada yang berbau dan tidak berbau. Bunga terdiri dari beberapa
bagian yaitu :
1) Tangkai
bunga (pedicellus)
2) Dasar
bunga (receptaculum)
3) Perhiasan
bunga (perianth), yang terdiri dari :\
a) Kelopak
(calyx) yang tersusun dari daun kelopak (sepal)
b) Tajuk
bunga (corolla) yang tersusun dari daun tajuk/mahkota (petal)
4) Alat
kelamin jantan (androceum) yang tersusun dari benang sari (stamen), tiap-tiap
stamen terdiri dari :
a) Kepala
sari (anther)
b) Tangakai
sari (filamentum)
c) Serbuk
sari ( pollen)
d) Kantung
serbuk sari (pollen sac)
5) Alat
kelamin betina (gynaecium) yang tersusun dari putik (pistillum). Setiap putik
tersusun dari :
a) Bakal
buah (ovarium) yang di bungkus oleh daun buah (cxarpellum)
b) Tangkai
putik (stylus)
c)
Kepala
putik (stigma)
Bagian-bagian
dari bunga memiliki fungsi masing-masing. Adapun fungsi dari masing-masing
bagian tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tangkai
bunga
Tangkai bunga merupakan
bagian yang berada pada bagian bawah bunga. Tangkai ini berperan sebagai
penopang bunga dan sebagai penyambung antara bunga dan batang. Air dan mineral
dari akar sampai ke bunga melalui batang dan tangkai bunga.
b. Kelopak
bunga
Kelopak bunga merupakan
bagian yang melindungi mahkota ketika masih kuncup. Biasanya, bentuk dan
warnanya menyerupai daun. Terdapat beberapa bentuk kelopak bunga (bentuk
aktinomorf):
Bentuk bintang
(rotates), tabung (tubulosus), terompet (hypocrateriformis), mangkuk
(urceolatus), lonceng (campanulutatus).
c. Mahkota
bunga
Mahkota bunga umunya memilki
warna bermacam-macam sehingga disebut perhiasan bunga. Warna yang
bermacam-macam dan menarik itu berguna untuk memikat kupu-kupu atau serangga
lainnya agar hinggap pada bunga. Serangga tersebut dapat membantu dalam proses
penyerbukan. Terdapat beberapa bentuk mahkota bunga (bentuk aktinomorf) :
Bentuk bintang (rotates), tabung (tubulosus), terompet (hypocrateriformis),
mangkuk (urceolatus), lonceng (campanulutatus), bentuk corong
(infundibuliformis).
d. Putik
Putik terdapat di
bagian tengah-tengah bunga. Biasanya, putik dikelilingi oleh benang sari. Putik
berfungsi sebagai alat kelamin betina. Putik terdiri atas kepala putik dan
tangkai putik. Pada bagian dasar tangkai putik terdapat bagian yang kelak akan
menjadi buah dan biji.
Apabila serbuk sari berhasil
menempel pada bagian kepala putik maka terjadi proses penyerbukan. Proses
penyerbukan merupakan awal dari perkembangbiakan pada tumbuhan. Penyerbukan
hanya dapat terjadi jika serbuk sari yang menempel pada putik berasal dari
bunga yang sama jenisnya.
e. Benang
sari
Benang sari terdapat pada bagian
tengah bunga yang berdekatan dengan mahkota bunga. Benang sari berfungsi
sebagai alat kelamin jantan. Benang sari terdiri atas tangkai sari dan kepala
sari. Pada kepala sari ini dihasilkan serbuk sari. Serbuk sari bersifat ringan
dan mudah terbang tertiup angin. Selain itu, serbuk sari dapat menempel pada
kaki, kepala,dan tubuh kupu-kupu atau serangga yang hinggap.
Dari uraian diatas, bunga dapat
dikelompokkan berdasarkan jenisnya yaitu :
a. Bunga
lengkap :
Apabila bunga memiliki
kelopak bunga, mahkota bunga, putik dan benang sari maka disebut bunga lengkap.
b. Bunga
tidak lengkap :
Apabila bunga tidak memiliki salah
satu bagian yaitu kelopak bunga, mahkota bunga, putik atau benang sari maka
disebut bunga tidak lengkap.
Sedangkan
berdasarkan benang sari dan putik, bunga dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1. Bunga
sempurna:
Merupakan
bunga yang memiliki benang sari dan putik
2. Bunga
tidak sempurna
Merupakan
bunga yang hanya memiliki putik atau benang sari saja
Jadi uraian di atas dapat
disimpulkan fungsi utama bunga adalah untuk membentuk biji agar tanaman dapat
ditanam kembali sehingga keturunannya jadi bertambah banyak. Sehingga dengan
kata lain, pada tumbuhan bunga berperan sebagai tempat berlangsung
perkembangbiakan. Peristiwa penyerbukan, yaitu jatuhnya serbuk sari kr atas
kepala putik merupakan awal terjadinya perkembangbiakan pada tumbuhan.
1.1.5
Buah
( Fructus ) dan Biji ( Semen )
Buah berasal dari ovarium yang telah mengalami proses pembuahan
(fertilisasi). Berdasarkan asalnya dapat dibedakan dua macam buah, yaitu:
1.
Buah sejati atau buah telanjang (fructus
nudus), yaitu buah yang berasal dari ovarium dan ovulum saja.
2.
Buah semu ( fructus spurious), yaitu
buah yang berasal dari ovarium, ovulum dan bagian lain dari bunga bunga seperti
tangkai bunga , kelopak, dasar bunga.
Klasifikasi buah sejati
(fructus nudus):
1. Buah
sejati tunggal , berasal dari ovarium saja dan dapan dibedakan menjadi :
a. Buah
basah / buah berdaging :
1. Buah
buni (bacca atau berry)
Seluruh daging buah (pericarpium) lunak
dan berdaging pada waktu buah masak.
2. Buah
batu (drupa), suatu buah basah dimana
lapisan endokarpium ( lapisan terdalam dari perikarpium ) menjadi sangan keras
( mengandung sel-sel batu).
b. Buah
kering
Seluruh dinding buah (pericarpium) menjadi
kering dank eras pada waktu buah menjadi masak (tua). Buah kering dapat
dibedakan menjadi :
1. Memecah/
membuka pada waktu masak.
2. Tidak
memecah/ membuka waktu masak.
2. Buah
sejati ganda (buah sejati agregasi) :
Merupakan buah yang berasal dari satu bunga yang memiliki banyak ovarium
yang masing-masing bebas kemudian tumbuh menjadi buah sejati tetapi semuanya
berkumpul pada satu tangkai.
3. Buah
sejati majemuk:
Merupakan buah yang berasal dari bungha
majemuk , jadi merupakan sekumpulan buah yang tampak seperti satu buah saja.
Padaproses
pembuahan, ovarium akan menjadi buah sedangkan ovolum menjadi biji (semen) dan
carpellum (daun buah) akan menjadi perikarpium (dinding buah atau kulit buah).
Pericarpium terdiri dari tiga lapisan ,
yaitu :
1. Exocarpium
:
Merupakan lapisan terluar, terdiri dari
satu sampai beberapa lapisan sel-sel epidermis.
2. Mesocaripum:
Merupakan lapisan tengah dari dinding
buah terdiri dari beberapa lapisan sel-sel.
3. Endocarpium
:
merupakan lapisan yang paling dalam dari
dinding buah, struktur dan tebalnya tergantung dari jenis tumbuhanya.
Klasifikasi
buah semu (fructus spurious):
1. Buah
semu tunggal :
Berasal dari satu bunga dengan satu
ovarium saja tetapi bagian-bagian lain dari bunga ikut membentuk buah tersebut.
2. Buah
semu ganda :
Berasal dari satu bunga dengan banyak
ovarium dan bagian lain dari bunga ikut membentuk buah.
3. Buah
semu majemuk :
Berasal dari bunga majemuk dan bagian
lain dari bunga ikut membentuk buah tersebut.
Biji
berasal dari bakal biji (ovulum ) dari ovarium yang telah dibuahi. Tangklai
bakal biji(funiculus) dapat berkembang menjadi lapisan yang berdaging disebut
arillus (selaput biji).
Bagian – bagian biji :
1. Kulit
biji (spermodermis) :
Berasal dari integument luar dan dalam.
Kulit biji dari tumbuhan angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup) terdiri dari
dua lapisan :
a. Testa
(lapisan kulit luar)
b. Tegmen
(lapisan kulit dalam), seringkali sangat tipis dan disebut kulit ari.
2. Inti biji atau isi biji (nucleus seminis )
tersusun dari :
a. Embryo(
lembaga ), merupakan calon tumbuhan baru yang tersusun dari :
1. Radicula
(calon akar atau akar lembaga ), pada monocotyl dibungkus oleh coleorhizae
(sarung akar lembaga ).
2. Cotyledon
(keeping lembaga atau daun lembaga ). Ruas pertama yang berada dibawah cotyl
disebut batang hipokotil (internodium hypocotil) dan yang berada di atas cotyl
disebut batang epikotil (internodium epycotyl ).
3. Plumula
b. Albumen
( putih lembaga ):
1. Endospermium
(putih lembaga dalam )
2. Perispermium
(putih lembaga luar )
3. Foeniculus
(talipusar atau tangkai biji ):
Merupakan bagian yang menghubungkan
bijio dengan plasenta (tembuning), jadi merupakan tangkai biji. Jika biji masak
, maka biji akan terlepas dari tangkai biji.
1.2
Latar
Belakang
1.2.1
Akar
dan Batang
a.
Mangga
Mangga atau mempelam adalah nama
sejenis buah, demikian
pula nama pohonnya.
Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku
Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica. Mempunyai tinggi
batang lebih dari 5 m. Mangga bisa mencapai tinggi 10-40 m. Nama buah ini
berasal dari Malayalam maanga. Kata ini dipadankan
dalam bahasa Indonesia menjadi mangga; dan pada pihak lain, kata ini dibawa ke Eropa oleh orang-orang Portugis dan
diserap menjadi manga (bahasa Portugis),
mango (bahasa Inggris) dan lain-lain. Nama ilmiahnya
sendiri kira-kira mengandung arti: “(pohon) yang berbuah mangga, berasal dari
India”. Berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma, mangga telah menyebar ke Asia Tenggara
sekurangnya semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal pula dalam
berbagai bahasa daerah, seperti pelem atau poh (Jw.).
Mangga terutama ditanam untuk buahnya.
Buah yang matang umum dimakan dalam keadaan segar, sebagai buah meja atau campuran es, dalam bentuk irisan
atau diblender. Buah yang muda kerapkali dirujak, atau dijajakan di tepi jalan setelah
dikupas, dibelah-belah dan dilengkapi bumbu garam dengan cabai. Buah mangga juga diolah sebagai manisan, irisan buah kering, dikalengkan dan
lain-lain. Di pelbagai daerah di Indonesia, mangga (tua atau muda) yang masam
kerap dijadikan campuran sambal atau masakan ikan dan daging. Biji mangga dapat
dijadikan pakan ternak atau unggas; di India bahkan dijadikan bahan pangan di
masa paceklik. Daun mudanya dilalap atau dijadikan sayuran. Kayu mangga cukup kuat, keras dan mudah
dikerjakan; namun kurang awet untuk penggunaan di luar. Kayu ini juga dapat
dijadikan arang yang
baik. Daun mangga
mengandung senyawa organik tarakserol-3beta dan ekstrak etil asetat
yang bersinergis dengan insulin mengaktivasi GLUT4, dan menstimulasi sintesis glikogen,
sehingga dapat menurunkan gejala hiperglisemia.
b. Anggrek
Dendrobium adalah salah satu marga anggrek epifit yang biasa digunakan sebagai tanaman hias
ruang atau taman. Bunganya sangat bervariasi dan indah. Dendrobium relatif mudah dipelihara
dan berbunga. Pola pertumbuhan anggrek Dendrobium bertipe simpodial,
artinya memiliki pertumbuhan ujung batang terbatas. Batang ini tumbuh terus dan
akan berhenti setelah mencapai batas maksimum. Pertumbuhan ini akan dilanjutkan
oleh anakan baru yang tumbuh di sampingnya. Pada anggrek simpodial ini terdapat
penghubung yang disebut rhizoma atau batang di bawah tanah. Dari rhizoma ini
akan keluar tunas anakan baru. Di antara rhizoma dan daun ada semacam umbi yang
disebut pseudobulb (umbi palsu). Ukuran maupun bentuk pseudobulb bervariasi.
Anggrek Dendrobium membutuhkan sinar matahari dengan sedang sampai tinggi,
tergantung dari jenis Dendrobium. Apabila suhu terlalu tinggi dapat dibantu
dengan pengkabutan dengan penggunaan semprotan untuk menghindari penguapan yang
lebih besar.
c.
Sri Rejeki
Aglaonema, sri rejeki, atau chinese evergreen
merupakan tanaman hias populer dari suku
talas-talasan atau Araceae. Genus Aglaonema memiliki sekitar 30 spesies.Habitat
asli tanaman ini adalah di bawah hutan hujan tropis, tumbuh baik pada areal dengan
intensitas penyinaran rendah dan kelembaban tinggi.Tanaman ini memiliki akar
serabut serta batang yang tidak berkambium (Berkayu).Daun Menyirip serta
memiliki pembuluh pengangkut berupa xilem dan floem yang tersusun secara
acak.Kini berbagai macam Aglaonema hibrida telah
dikembangkan dengan penampilan tanaman yang sangat menarik dengan
bermacam-macam warna, bentuk, dan ukuran daun sehingga jauh berbeda dari
spesies alami.
1.2.2
Daun
a.
Mangga
Mangga atau mempelam adalah nama
sejenis buah, demikian
pula nama pohonnya.
Mangga termasuk ke dalam marga Mangifera, yang terdiri dari 35-40 anggota, dan suku
Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangifera indica. Mempunyai tinggi
batang lebih dari 5 m. Mangga bisa mencapai tinggi 10-40 m. Nama buah ini
berasal dari Malayalam maanga. Kata ini dipadankan
dalam bahasa Indonesia menjadi mangga; dan pada pihak lain, kata ini dibawa ke Eropa oleh orang-orang Portugis dan
diserap menjadi manga (bahasa Portugis),
mango (bahasa Inggris) dan lain-lain. Nama ilmiahnya
sendiri kira-kira mengandung arti: “(pohon) yang berbuah mangga, berasal dari
India”. Berasal dari sekitar perbatasan India dengan Burma, mangga telah menyebar ke Asia Tenggara
sekurangnya semenjak 1500 tahun yang silam. Buah ini dikenal pula dalam
berbagai bahasa daerah, seperti pelem atau poh (Jw.).
Mangga terutama ditanam untuk buahnya.
Buah yang matang umum dimakan dalam keadaan segar, sebagai buah meja atau campuran es, dalam bentuk irisan
atau diblender. Buah yang muda kerapkali dirujak, atau dijajakan di tepi jalan setelah
dikupas, dibelah-belah dan dilengkapi bumbu garam dengan cabai. Buah mangga juga diolah sebagai manisan, irisan buah kering, dikalengkan dan
lain-lain. Di pelbagai daerah di Indonesia, mangga (tua atau muda) yang masam
kerap dijadikan campuran sambal atau masakan ikan dan daging. Biji mangga dapat
dijadikan pakan ternak atau unggas; di India bahkan dijadikan bahan pangan di
masa paceklik. Daun mudanya dilalap atau dijadikan sayuran. Kayu mangga cukup kuat, keras dan mudah
dikerjakan; namun kurang awet untuk penggunaan di luar. Kayu ini juga dapat
dijadikan arang yang
baik. Daun mangga
mengandung senyawa organik tarakserol-3beta dan ekstrak etil asetat
yang bersinergis dengan insulin mengaktivasi GLUT4, dan menstimulasi sintesis glikogen,
sehingga dapat menurunkan gejala hiperglisemia.
b. Jagung
Tinggi tanaman jagung sangat
bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m,
ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari
permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun beberapa
varietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung tidak
memiliki kemampuan ini. Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang
terbungkus oleh semacam pelepah dengan "rambut". Rambut jagung sebenarnya
adalah tangkai putik.
c.
Kenanga
Kenanga (Cananga odorata)
adalah nama bagi sejenis bunga dan pohon yang menghasilkannya. Ada dua forma kenanga, yaitu macrophylla, yang dikenal sebagai
kenanga biasa, dan genuina, dikenal sebagai kenanga filipina atau ylang-ylang.
Selain itu, masih dikenal pula kenanga perdu (Cananga odorata fruticosa),
yang banyak ditanam sebagai hiasan di halaman rumah.Cananga odorata fa. macrophylla
tumbuh dengan cepat hingga lebih dari 5 meter per tahun dan mampu mencapai
tinggi rata-rata 12 meter. Batang pohon kenanga lurus, dengan kayu keras dan
cocok untuk bahan peredam suara (akustik). Memerlukan sinar matahari penuh atau
sebagian, dan lebih menyukai tanah yang memiliki kandungan asam di dalam
habitat aslinya di dalam hutan tadah hujan. Daunnya panjang, halus dan
berkilau. Bunganya hijau kekuningan (ada juga yang bersemu dadu, tetapi
jarang), menggelung seperti bentuk bintang laut, dan mengandung minyak biang,
cananga oil yang wangi.
1.2.3
Bunga dan
Buah
a.
Cabai
Cabai
atau cabai merah atau chili (bahasa
Ambon) adalah buah dan
tumbuhan anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai
bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di Asia
Tenggara sebagai penguat
rasa makanan. Bagi seni masakan
Padang, cabai bahkan
dianggap sebagai "bahan makanan pokok" ke sepuluh (alih-alih
sembilan). Sangat sulit bagi masakan Padang dibuat tanpa cabai.
b.
Jambu
Air
Umumnya bagian-bagian tumbuhan jambu air berukuran lebih
kecil dan kurang berbau aromatis apabila dibandingkan dengan jambu semarang.
Perhatikan uraian bagian-bagian yang ditulis miring, terutama bunga dan
buahnya. Jambu air umumnya berupa perdu, dengan tinggi 3-10 m. Sering dengan batang bengkak-bengkok dan bercabang mulai
dari pangkal pohon, kadang-kadang gemangnya mencapai 50 cm. Daun tunggal terletak berhadapan,
bertangkai 0,5-1,5 cm. Helaian daun berbentuk jantung jorong sampai bundar
telur terbalik lonjong, 7-25 x 2,5-16 cm, tidak atau sedikit berbau aromatis
apabila diremas. Karangan bunga dalam malai di ujung ranting (terminal) atau muncul di ketiak daun yang
telah gugur (aksial), berisi 3-7 kuntum. Bunga kuning keputihan, dengan tabung
kelopak lk. 1 cm panjangnya; daun mahkota bundar sampai menyegitiga, 5-7 mm; benang sari
antara 0,75-2 cm dan tangkai putik yang mencapai 17 mm. Buah bertipe buah buni, berbentuk gasing dengan pangkal kecil dan ujung yang
sangat melebar (sering dengan lekukan sisi yang memisahkan antara bagian
pangkal dengan ujung); 1,5-2 x 2,5-3,5 cm; bermahkota kelopak yang berdaging
dan melengkung; sisi luar berwarna putih sampai merah. Daging buah putih,
banyak berair, hampir tidak beraroma; berasa asam atau asam manis, kadang-kadang agak sepat. Biji berukuran kecil, 1-2(-6) butir
c.
Belimbing
wuluh
Belimbing
adalah pohon buah yang tingginya mencapai 15 m. Batangnya tak begitu besar, bergaris tengah
30 cm. Ia kasar dan berbenjol-benjol,
percabangannya sedikit, dan condong ke atas. Cabang mudanya berambut halus,
seperti beledu dan berwarna cokelat muda. Daunnya tersusun dalam bentuk ganda. Bentuknya
kecil, berbentuk telur, dan jumlahnya 21-45 cm. Daunnya termasuk
majemuk, menyirip, dan ganjil. Anak daunnya bertangkai pendek, berbentuk bulat
telur sampai jorong, ujungnya runcing, pangkalnya membulat, tepinya rata.
Ukuran daunnya adalah: 2-10 cm × 1-3 cm. Ia berwarna hijau, dan permukaan
bawahnya berwarna hijau muda. Perbungaannya majemuk, dan tersusun dalam malai (panjangnya 5-20 cm). Berkelompok, keluar
dari percabangan yang besar, kecil-kecil berbentuk bintang dan berwarna ungu
kemerahan ,merah saja. Buahnya termasuk buah buni, berbentuk bulat lonjong
bersegi, panjangnya 4-6,5 cm, berwarna hijau kekuningan, berair banyak jika
sudah masajm dan rasanya asam. Bentuk biji bulat telur, gepeng.
1.3
Tujuan
Praktikum
a.
Mengenal
dan menentukan cirri-ciri/ karakter morfologi akar
b.
Mengenal
dan menentukan cirri-ciri/ karakter morfologi batang
c.
Mengenal
dan menentukan cirri-ciri/ karakter morfologi daun
d.
Mengenal
dan menentukan cirri-ciri/ karakter morfologi bunga
e.
Mengenal
dan menentukan cirri-ciri/ karakter morfologi buah
BAB
II
METODE
PRAKTIKUM
2.1
Alat
dan Bahan yang digunakan
2.1.1
Alat
a.
Pensil
b.
Ballpoint
c.
Penghapus
d.
Loup
2.1.2
Bahan
a.
Bagian akar
dari 3 jenis tumbuhan
b.
Bagian batng
dari 3 jenis tumbuhan
c.
Bagian daun
dari 3 jenis tumbuhan
d.
Bagian bunga
dari 3 jenis tumbuhan
e.
Bagian buah
dari 2 jenis tumbuhan
2.2
Prosedur
Pengamatan
a.
Akar
Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 5 orang. Setiap kelompok mengamati dan menggambar
bagian-bagian akar dari 3 jenis tumbuhan yang diberikan. Pengamatan meliputi :
jenis akar dan bagian-bagian akar.
b.
Batang
Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 5 orang. Setiap kelompok mengamati dan menggambar
bagian-bagian akar dari 3 jenis tumbuhan yang diberikan. Pengamatan meliputi :
jenis batang ( batang basah, batang berkayu, batang rumput, batang mending ),
bentuk batang ( bulat, bersegi, pipih )
c.
Daun
Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 5 orang. Setiap kelompok mengamati dan menggambar
bagian-bagian akar dari 3 jenis tumbuhan yang diberikan. Pengamatan meliputi :
bagian-bagian daun ( termasuk daun lengkap / tidak lengkap ), jumlah anak daun
dalam satu tangkai (termasuk daun tunggal/ majemuk ), bentuk daun, bentuk tepi
daun, bentuk permukaan daun, susunan tulang daun.
d.
Bunga
Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 5 orang. Setiap kelompok mengamati dan menggambar
bagian-bagian akar dari 3 jenis tumbuhan yang diberikan. Pengamatan meliputi :
kelengkapan bagian-bagian bunga, bentuk kelopak bunga, bentuk mahkota bunga.
e.
Buah
Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap
kelompok terdiri dari 5 orang. Setiap kelompok mengamati dan menggambar
bagian-bagian akar dari 3 jenis tumbuhan yang diberikan. Pengamatan meliputi :
jenis buah, bagian-bagian buah, bagian-bagian biji.
BAB III
HASIL PERCOBAAN
3.1
Akar
3.1.1
Mangga
Jenis akar :
akar tunggang yang bercabang ; dikotil
Bagian-bagian akar : leher akar, ujung akar, batang akar,
cabang akar, serabut akar, rambut akar, tudung akar.
3.1.2
Angreek
Jenis akar :
akar serabut ; monokotil
Bagian-bagian akar :
leher akar, ujung akar, cabang akar
3.1.3
Sri
Rejeki
Jenis akar :
akar serabut ; monokotil
Bagian-bagian akar : leher akar, ujung akar, batang akar,
cabang akar, serabut akar, rambut akar, tudung akar.
3.2
Batang
3.2.1
Mangga
Jenis batang :
berkayu
Bentuk batang :
bulat (teres)
Permukaan batang :
memperlihatkan bekas-bekas duduk daun
3.2.2
Anggrek
Jenis batang :
batang basah
Bentuk batang :
bulat (teres)
Permukaan batang :
halus beralur, memperlihatkan bekas-bekas duduk daun
3.2.3
Sri
Rejeki
Jenis batang :
batang basah
Bentuk batang :
bulat (teres)
Permukaan
batang : memperlihatkan
bekas-bekas duduk daun
3.3
Daun
3.3.1
Mangga
Bagian-bagian daun : tidak lengkap, karena daun mangga
termasuk dalam daun bertangkai yang hanya memiliki tangkai dan helaian daun.
Jumlah anak daun dalam satu tangkai
: daun tunggal, karena dalam 1 tangkai hanya terdapat 1 helai daun.
Bentuk daun : memanjang
Bentuk tepi daun : rata
Bentuk permukaan daun: tanpa rambut,
licin
Susunan tulang daun : menyirip
3.3.2
Jagung
Bagian-bagian daun : tidak lengkap karena jagung termasuk
daun berupih yang hanya memiliki upih daun dan helaian daun
Jumlah anak daun dalam satu tangkai
: tunggal
Bentuk daun : memanjang
Bentuk tepi daun : rata
Bentuk permukaan daun: berambut
Susunan tulang daun : sejajar
3.3.3
Kenanga
Bagian-bagian daun : tidak lengkap karena daun kenanga
termasuk dalam daun bertangkai yang hanya memiliki tangkai dan helaian daun.
Jumlah anak daun dalam satu tangkai
: tunggal
Bentuk daun : jorong
Bentuk tepi daun : rata
Bentuk permukaan daun: tidak
berambut dan licin
Susunan tulang daun : menyirip
3.4
Bunga
3.4.1
Cabai
Bagian-bagian bunga : tangkai bunga, dsar bunga, perhiasan
bunga (kelopak dan mahkota bunga), alat kelamin jantan, alat kelamin betina.
Bentuk kelopak bunga :
corong
Bentuk mahkota bunga :
bintang
3.4.2
Jambu
air
Bagian-bagian bunga : tangkai bunga, dsar bunga, perhiasan
bunga (kelopak dan mahkota bunga), alat kelamin jantan, alat kelamin betina.
Bentuk kelopak bunga :
corong
Bentuk mahkota bunga :
mangkuk
3.4.3
Belimbing
wuluh
Bagian-bagian bunga : tangkai bunga, dsar bunga, perhiasan
bunga (kelopak dan mahkota bunga), alat kelamin jantan, alat kelamin betina.
Bentuk kelopak bunga :
corong
Bentuk mahkota bunga :
bintang
3.5
Buah
3.5.1
Cabai
Jenis buah :
buah sejati tunggal ; buah basah
Bagian-bagian buah :
exocarpium, mesocarpium, endocarpium
Bagian-bagian biji :
kulit biji (testa, tegmen), inti biji
3.5.2
Belimbing
Wuluh
Jenis buah :
buah sejati tunggal ; buah buni
Bagian-bagian buah :
exocarpium, mesocarpium, endocarpium
Bagian-bagian
biji : kulit biji (testa,
tegmen), inti biji
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1
Akar
dan Batang
4.1.1
Mangga
Mangga
adalah jenis tumbuhan yang memiliki akar tunggang yang bercabang, dan termasuk
tumbuhan dikotil. Memiliki bagian-bagian akar lengkap (leher, ujung, batang,
cabang, serabut, rambut, dan tudung akar). Batangnya merupakan jenis yang
berkayu, bentuk batang bulat, permukaan batangnya memperlihatkan bekas duduk
daun. Klasifikasi mangga adalaah sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.
4.1.2
Anggrek
Anggrek
merupakam salah satu tanaman epifit yang menempel pada tumbuhan lain, memiliki
akar serabut dan termasuk tanaman monokotil. Akarnya hanya memiliki leher,
ujung dan cabang akar. Batang anggrek adalah jenis batang basah, bentuk batang
bulat, dan permukaan batang halus beralurdan memperlihatkan bekas duduk daun. Klasifikasi
dari Anggrek adalah :
Kingdom :
Plantae
Divisi
|
:
|
Magnoliophyta
|
Kelas
|
:
|
Liliopsida
|
Bangsa
|
:
|
Orchidales
|
Suku
|
:
|
Orchidaceae
|
Marga
|
:
|
Dendrobium
|
Jenis
|
:
|
Dendrobium lasianthera Swartz.
|
4.1.3
Sri
Rejeki
Sri
rejeki merupakan salah satu tumbuhan yang berguna sebagai tanaman hias dirumah
ataupun di pekarangan. Sri rejeki memiliki akar serabut dan termasuk tumbuhan
monokotil, akarny lengkap. Batang sri rejeki termasuk jenis batang basah,
bentuk batang bulat, permukaan batang memperlihatkan bekas duduk daun.
Klasifikasi sri rejeki adalah sebagai berikut:
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi
:
Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas
: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub
Kelas : Arecidae
Ordo
: Arales
Genus
: Aglaonema
Spesies
: Aglaonema crispum
4.2
Daun
4.2.1
Mangga
Mangga
merupakan tumbuhan yang memiliki daun tidak lengkap karena termasuk dalam daun
bertangkai yang hanya memiliki tangkai dan helaian daun. Termasuk daun tunggal.
Bentuk daun memanjang, bentuk tepi daun rata, bentuk permukaan daun tanpa
rambut dan licin, susunan tulang daun menyirip. Klasifikasi mangga adalah :
Kingdom
: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica L.
4.2.2
Jagung
jagung
merupakan tanaman yang menghasilkan kebutuhan primer kedua setelah padi, jagung
memiliki daun tidak lengkap, termasuk daun tunggal, bentuk daun memanjang, bentuk
tepi daun rata, bentuk permukaan daun berambut, susunan tulang daun sejajar.
Klasifikasi jagung adalah :
Kerajaan : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Monocotil
Subkelas : Commelinids
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Zea
Spesies: Z. mays
Nama binomial : Zea mays ssp. mays L.
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Monocotil
Subkelas : Commelinids
Ordo: Poales
Famili: Poaceae
Genus: Zea
Spesies: Z. mays
Nama binomial : Zea mays ssp. mays L.
4.2.3
Kenanga
Kenanga
merupakan tanaman yang bunganya sangat harum dan dapat dijadikan tanaman hias
ataau kebutuhan upacara keagamaan. Memiliki daun tidak lengkap, termasuk daun
tunggal, bentuk daun jorong, bentuk tepi daun rata, bentuk permukaan daun tidak
berambut dan licin, susunan tulang daun menyirip. Klasifikasi kenanga adalah :
Regnum
: Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dialypetalae
Bangsa : Polycarpicae/Ranales/Ranunculales
Famili : Annonaceae
Genus : Canangium
Spesies : Cananga odorata (Lamk.) Hook.
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Dialypetalae
Bangsa : Polycarpicae/Ranales/Ranunculales
Famili : Annonaceae
Genus : Canangium
Spesies : Cananga odorata (Lamk.) Hook.
4.3
Bunga
dan Buah
4.3.1
Cabai
Cabai
merupakan tanaaman yang sering digunakan sebagai penguat rasa. Cabai memiliki
bagian bagian bunga lengkap ( tangkai, dasar, perhiasan bunga, putik serta
benangsari), bentuk kelopak bunga corong, bentuk mahkota bunga bintang. Cabai
memiliki klasifikasi adalah :
Kingdom :
Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum annum L
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotiledonae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Capsicum
Species : Capsicum annum L
4.3.2
Belimbing
Wuluh
Belimbing
wuluh sering disebut belimbing sayur, memiliki bagian bunga lengkap ( tangkai,
dasar, perhiasan bunga, putik serta benangsari), bentuk kelopak bunga corong,
bentuk mahkota bunga bintang. Belimbing wuluh memiliki klasifikasi :
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
Averrhoa
bilimbi
|
4.3.3
Jambu
Air
Jambu air
adalah tanaman yang berbuah manis dan banyak digemari orang-orang. Jambu air
memiliki bagian bunga lengkap ( tangkai, dasar, perhiasan bunga, putik serta
benangsari), bentuk kelopak bunga corong, bentuk mahkota bunga mangkuk.
Klasifikasi jambu air adalah sebagai berikut :
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
Syzygium
aqueum
|
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tanaman yang kami teliti pada umumny
tidak sama dan memiliki beberapa perbedaan misalnya kelengkapan bagian-bagian
tubuh tumbuhan, ada yang lengkap dan
tidak lengkap. Perbedaan tersebut karena semakin jauhnya hubungan kekerabatan .
5.2 Saran
Semakin
banyaknya spesies tanaman sebaiknya perlu dilakukan klasifikasi untuk
mengetahui kekerabatannya. Pengamatan fisik tanaman memudahkan kita untuk
mengetahui klasifikasinya.
DAFTAR PUSTAKA